Seperti kebanyakan orang—malas mengeksplorasi lokasi yang dekat dari rumah, mentang-mentang Bandung dekat sama Jakarta (saya domisili utamanya di Jakarta, eh, tapi mau pindah ke Yogya deng), jadinya jarang kepikiran main ke Bandung. Harus ada apa gitu yang penting banget, baru deh main ke Bandung. Kalau dihitung-hitung, mungkin saya ke Bandung baru sekitar 5-6 kali, atau 7 kali. I know! Harus lebih sering main ke Bandung. But anyway, that is the reality. Semoga kedepannya lebih semangat untuk explore Bandung.
Bulan Maret kemarin, akhirnya saya main ke Bandung bareng Puti. Tujuan utama main ke Bandung kala itu adalah bertandang ke Cici Claypot, warung makannya Shasya. Tujuan utama lainnya adalah pergi main sama Puti, sahabat saya dari SMP—artinya kami sudah saling kenal selama 20 tahun! Setelah atur-atur jadwal, kami sepakat untuk menginap dua malam di Bandung. Tentunya dibantuin Shasya untuk milih hotel yang asik di Bandung. Pilihan jatuh di Summerbird, sebelum awalnya bimbang antara Summerbird – Bed and Brasserie atau Tama Boutique Hotel. Artikel ini mau ngomongin betapa enaknya makan di Bandung. Tempat-tempat yang akan dibahas sudah terkenal enaknya, tapi ya … dibahas lagi gpp dong.
Imah Babaturan
Perkenalan pertama dengan Imah Babaturan adalah lewat Mumun, satu dari dua orang dibalik Indohoy (apa itu Indohoy? Google aja ya, tapi jangan salah tulis jadi Indohot). Waktu itu kami mau ke Garut dari Jakarta via Bandung. Sesampainya di Bandung, kami punya waktu nganggur dua jam sebelum travel kami berangkat dari Bandung ke Garut. Akhirnya, dari stasiun kereta kami langsung cus ke Imah Babaturan untuk makan siang. Saat itu Mumun pesan Nasi Cumi Cabe Ijo dan saya pesan Tongseng Kambing. Entah sayanya yang lapar, atau tongsengnya emang enak. Rasanya sampai pengin berenang di kuah tongseng. Tentunya sambil berenang sambil minum kuah tongsengnya.
Kunjungan kali ini, saya coba Nasi Cumi Cabe Ijo dan Oseng Sapi Pedas, dan enak juga (jadi waktu itu tongsengnya enak bukan karena lapar ya)! Selain menu makanan yang rumahan-nan-enak-banget, es kopi kekiniannya juga enak. Kalau gak salah namanya Es Latte, mereka juga punya minuman namanya Es Kopi Susu, tapi yang ini bukan es kopi kekinian, jangan salah pesan. Lain kali ke Imah Babaturan, saya pengin coba Nasi Goreng Ayam Kampung, atau makan Tongseng Kambing lagi (dan mimpi berenang dikuahnya lagi). Pokoknya senang makan di sana, karena makan di Imah Babaturan itu gak berasa lagi makan di warung makan. Serasa makan di rumah teman—namanya juga Imah Babaturan. Ya tapi mesti bayar sih sebelum makan.
Warung Kopi Imah Babaturan
Alamat: Jl. Kebon Bibit No.3, Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40116
Jam buka Imah Babaturan: 8 pagi – 10 malam
Cici Claypot
Cici Claypot adalah alasan utama main ke Bandung kali ini. Shasya, cewek Bandung si pemilik Cici Claypot ini, awalnya saya cap sombong karena cuma ngajakin Ariev saja untuk sarapan bareng pas tim TravelNBlog main ke Bandung. Setelahnya baru ketahuan kalau dia anaknya asik (lagian aneh juga kayanya kalau ngajakin sarapan padahal belum kenal yaaa hahaha) dan takut pisang—takut plus jijik kayanya. Back to Cici Claypot. Pengetahuan saya akan per-claypot-an terbatas memang. Cuma pernah coba Claypot Popo di Jakarta dan pernah makan di Singapura, tapi gak ingat juga. Jadi saya datang ke Cici Claypot tanpa harapan apa-apa, eh, bohong deng … Ada harapan yaitu berharap untuk ketemu Shasya karena udah lama gak ketemu.
Jadi, dua malam berturut-turut, saya dan Puti selalu makan malam di Cici Claypot. Kami berdua sepakat kalau Mie Kriuk Siram Ayam adalah menu favorit kami. Comfort food, gitulah singkatnya. Ketika ditanya Shasya ada kritik apa soal makanannya, saya jawab, ayamnya kebanyakan. Selain itu, semuanya pas banget! Porsinya pas, kuahnya enak, kriuk mienya pas, dan … oh jamurnya kurang! Tapi ternyata jamurnya emang premium, jadi gak bisa banyak-banyak ehehhee … Perasaan ketika makan di Cici Claypot mirip-mirip sama perasaan ketika makan di Imah Babaturan, kaya makan di rumah teman. Begini maksudnya … karena dapurnya terbuka dan kita bisa lihat Cici-nya atau Koko-nya masak, jadi terasa lebih akrab gitu. Pokoknya menyenangkan, apalagi sambil nyemilin Cireng setelahnya, dianggap aja pencuci mulut.
Cici Claypot
Alamat: Jl. Sulanjana No.11, Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40116 Sejak 1 September 2019, mereka pindah ke rumah baru di Jl. Trunojoyo No.58, Tamansari, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115.
Jam buka Cici Claypot: 6 sore – 11 malam sekarang bisa makan siang di Cici Claypot! Buka jam 11 siang sampai 10-11 malam.
Warung Kopi Purnama
Warung Kopi Purnama mengingatkan saya akan Kedai Kopi Tradisi Joas di Ambon. Vibe-nya itu vibe oldies gitu, dan memang katanya tempat ini sudah ada dari tahun 1930-an. Warung kopi legendaris ini selain enak untuk ngopi dan makan, juga nyaman untuk laptopan. Harganya bersahabat, tempatnya tidak terlalu ramai, dan ada beberapa spot colokan listrik. Asik deh pokoknya! Makanan kesukaan kami di sini adalah Tahu Telor dan Roti Selai (ada banyak sekali variannya). Jangan cari kopi kekinian di sini, gak ada. Kopi yang disajikan di Warung Kopi Purnama adalah kopi susu khas Medan, dengan cangkir sederhana. Rasanya jangan ditanya, nikmat sekali. Sampai-sampai Puti dan saya berharap Warung Kopi Purnama buka cabang di Jakarta. Secepatnya.
Warung Kopi Purnama
Alamat: Jl. Alkateri No.22, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111
Jam Buka: 06:30 pagi – 10 malam
Masa sih di Bandung cuma makan doang? Apa gak main ke mana-mana gitu? Oh tentu saja main dong, tapi ya cuma dikit aja mainnya karena kami memang fokus makan saat itu. Kami sempat ke Stone Garden dan NuArt Sculpture Park. Sebetulnya dua-duanya sama-sama menyenangkan, tapi Stone Garden agak malesin karena ada kegiatan pengerukan dan juga bakar-bakar something (gak ngerti sih bakar apa). Intinya banyak asap-asap dan jadinya kaya zonk gitu. Selain itu jaraknya agak jauh dari Bandung kota. Kalau asap-asap dan pengerukan itu tidak ada, pasti main di Stone Garden terasa lebih asik lagi. Bisa trekking-trekking cantik sedikit dan duduk sambil cerita-cerita sama sahabat. Puti dan saya ngobrol lumayan banyak di sana.
NuArt Sculpture Park ini seru buat dikunjungi. Dengan tiket Rp50,000 per orang, bisa melihat banyak patung karya I Nyoman Nuarta. Salah satu karya beliau adalah patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Favorit saya di NuArt Sculpture Park adalah yang shark, whale dan Candi Borobudur. Yang whale’s head pasti favorit banyak orang karena unik, whale-nya seperti menyembul dari tanah. Kalau kamu penggemar seni kontemporer, harus banget deh mampir ke sini kalau ke Bandung.
Kapan kamu terakhir kali ke Bandung? Ada restoran/makanan favorit di sana? Mau tahu dong, untuk contekan saya next time ke Bandung!
2 Comments
Terakhir ke Bandung bulan Februari lalu dan saya makan tuh di Imah Babaturan, kunjungan kedua kali karena memang seenak dan sengangenin itu yaa! Cumi cabe hijaunya, lidah cabe hijau, rendangnya, bihun gorengnya, wuaaaahh naksir berat!
Iya, kangen sekali sama Imah Babaturan huhu. Kepengin coba kirim Cumi Cabe Ijo versi frozen-nya, tapi kok rasanya akan lebih sedap kalau makan di sana langsung.
Aku belum pernah coba lidah cabe hijau, jadi penasaran!